"Aku kalau stress biasanya belanja"...
"Aku Galau, ya buka aplikasi oranye atau aplikasi item, Checkout di keranjang"
"Hidup itu antara kerja dan checkout"
Bukan kalimat asing kan,.. Hmm.. saya pun pernah mengalami ini. Ingat banget, waktu itu galau malah keluar kost, ke toko buku dan ambil-ambil buku pas bayar kaget donk hampir setengah juta hanya untuk konsumtif belanja menghilangkan galau.. Ya siy, galau hilang saat ambil-ambil barang eh tapi galau datang lagi saat pembayaran.
Itu pengalaman pribadi... sekarang kalau galau larinya siy ke stok bahan makanan di kulkas, masak-masak.
Lain lagi cerita salah seorang kawan "ca, aku putus lagi, dan kamu tahu aku ke toko kosmetik beli make up banyak banget, pokoknya aku harus tampil lebih cantik"
Nah... fenomena konsumtif saat stres ini dinamakan Doom Spending. Doom spending adalah kebiasaan menghabiskan uang secara impulsif sebagai respons terhadap kecemasan, stres, atau ketidakpastian akan masa depan. Ini mirip dengan retail therapy, tetapi sering kali didorong oleh perasaan putus asa atau ketakutan (doom).
Garis bawahi deh "menghabiskan uang secara impulsif sebagai respon cemas.
Kalau putus hubungan ada cemas-cemasnya kan.. "sendiri lagi, aku masih bisa dapat yang lebih baik dari dia ga ya? yang biasanya sleepcall eh udah gak ada yg call hihi... yang biasanya hp rame dengan notif jadi sepi... akhirnya bisa stress dan berada dalam ketidakpastian.
Selain doom spending ada juga istilah doom scrooling.
Kadang, orang yang doomscrolling (terus-menerus membaca berita buruk) merasa stres dan kewalahan, lalu mencari pelarian dengan doom spending, yaitu berbelanja secara impulsif untuk mengatasi kecemasan.
Nah, kalau doomscroling ini, kebiasaan saya juga siy scroll sosmed dan baca informasi, baca komentar lalu akan uring-uringan...
Contoh kecil, sekarang ramai kasus minyak palsu... dan ada informasi yang membandingkan minyak merk ini dengan merk itu... Isu ini jika ditangkap oleh individu secara terus menerus bisa membuat panik akhirnya implusif membeli minyak goreng merk tertentu.
Hmm... memang ya sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, apalagi jika mengagumi berlebihan kalau putus bisa stress dan bisa belanja implusif. Udah stress, ketambahan kantong kempes..
Komentar
Posting Komentar