Dating apps...
Hmm... sebagai generasi Milenial kurang familiar dengan dating apps.. (wkwkkwk bakal ketauan usianya ya.. ). Jokes beberapa teman yang mungkin seumuran atau sekohort lah "saya ga tau loh apa siy dating apss itu, mereka berseloroh ya jelas toh jaman kita kan jaman facebook hahahha"..
Isenglah saya bertanya pada chat Gpt ... "dating apps itu apa siy?"
Dating apps (aplikasi kencan) adalah platform digital yang dirancang untuk membantu orang bertemu, berkenalan, dan menjalin hubungan, baik itu pertemanan, kencan, atau bahkan hubungan jangka panjang. Aplikasi ini biasanya menggunakan algoritma pencocokan berdasarkan preferensi, lokasi, atau minat pengguna.
Beberapa contoh dating apps yang populer adalah:
- Tinder – Geser kiri atau kanan untuk memilih pasangan potensial.
- Bumble – Wanita harus mengirim pesan lebih dulu setelah match.
- OkCupid – Menggunakan kuis dan algoritma untuk mencocokkan pengguna.
- Tantan – Mirip Tinder, tetapi lebih populer di beberapa negara Asia.
- Hinge – Fokus pada hubungan yang lebih serius dengan fitur interaksi unik.
Mau coba atau lagi penasaran aja? 😆
Lah iya, mau coba atau kepo aja?...
Sek... fokus artikel ini bukan mengenai nyoba2 wkwkkwkw... udah lewat masa itu...
Siang kemarin, 5 Maret 2025, 13.00 - 14.30 wib ikut serta dalam diskusi kelas dengan tema dating apps. Salah satu alasan mengapa harus ada artikel ini karena gemes saat diskusi hanya bisa menyimak tanpa bisa menyampaikan opini wkkwkwkw...
Hasil diskusi yang saya ikuti, saya jadi belajar tentang dating apps, dan juga mengetahui pikiran remaja tentang dating..
Ada yang berbagi pengalaman ketika kencan online dia aktif banget bercerita dan mengetik percakapan dan merasakan menemukan dia yang bisa melengkapi kehidupannya. Tapi saat mereka memutuskan untuk bertemu, mereka menjadi pribadi yang berbeda, canggung dan berpikir ingin memulai pembicaraan seperti apa dan bagaimana. Setelah tahapan itu, mereka akan memutuskan tidak melanjutkan komunikasi atau menghilang bahasa kerennya ghosting.
Ada juga cerita dari peserta diskusi yang merasakan hubungan yang terjalin saat menggunakan dating apps kurang effort "tiap hari yang ditanyain sudah makan belum, lagi ngapain?... kok dia ga mau effort ngajakin jalan, ngajakin nonton atau ngajakin makan, aksi donk". Dan setelah dia merasakan ini dia memilih untuk membuka dating apps yang lain dan mencari lagi sosok baru yang sesuai dengan bayangannya.
Cerita- cerita hubungan yang terjalin ini bisa banget loh di kupas pake teori kulit bawang "social penetration dari Altman & Taylor). Ada 4 tahapan individu bisa mendekat.
Ada 4 tahapan dari social penetration ...
Tahap Orientasi, tahap pedekate..
- Interaksi masih bersifat formal dan dangkal.
- Topik yang dibicarakan adalah hal-hal umum, seperti cuaca, pekerjaan, atau hobi.
- Tidak ada informasi pribadi yang dibuka karena masih dalam tahap penjajakan.
Tahap Exploratory Affective Exchange (Pertukaran Afektif Eksploratif)
- Mulai berbagi lebih banyak informasi pribadi, tetapi masih di level ringan.
- Emosi mulai sedikit diekspresikan, tetapi masih terbatas.
- Cocok untuk hubungan pertemanan atau rekan kerja yang mulai akrab.
Tahap Affective Exchange (Pertukaran Afektif)
- Hubungan menjadi lebih dekat dan lebih emosional.
- Mulai berbicara tentang hal-hal pribadi, seperti pengalaman masa lalu atau perasaan.
- Kepercayaan sudah cukup kuat, dan komunikasi lebih spontan.
Tahap Stable Exchange (Pertukaran Stabil)
- Kedua pihak sudah sangat terbuka satu sama lain.
- Tidak ada batasan dalam berbagi informasi pribadi.
- Hubungan sudah dalam tahap kedekatan emosional yang kuat, seperti sahabat dekat atau pasangan romantis.
Kalau sebuah hubungan dirasa stag, tidak mengalami kemajuan ya akan depenetrasi atau memilih menghilang.
Disclaimer.. untuk kisah percintaan orang dewasa saya belum tau mau ngupas pake teori yang mana. kayaknya agak riweuh.. dan sepertinya bisa dibahas dari sisi filsafat ya...
Bonus
Jatuh cinta itu kamu akan jatuuuuh sejatuh-jatuhnya... mau ngapain ya udah jatuh .
mencintai itu lebih ke rasa... rasa yang bisa jadi hanya bisa dibawa dalam doa saja...
Bangun cinta kamu dan dia bisa setara, mencukupi sesuai kebutuhan bukan harus 50-50..
Kalau kata seseorang "kita tidak bisa melarang orang untuk mencintai dan menyukai, itu haknya, yang bisa kamu lakukan menikmati sesuai dengan batasannya"
So.... mencintai tidak pernah salah... dan Tuhan selalu punya jalan untuk cinta itu sendiri.
Menutup artikel ini dengan lagu.... Selamat menikmati rasa itu..
Komentar
Posting Komentar