Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

Validasi rasa

 Rasanya masih sama ya..  ... Bingung dan Gak tahu harus apa? Respon pertama "Tuhan sedang bercanda lagi" Tapi, lebih dari itu... "Tuhan tidak sedang bercanda, karena ini seserius itu" Pernahkah membayangkan berada dalam satu tim bersama orang yang menginginkan posisimu, menginginkan jadi penggantimu bahkan menginginkan kamu mati?  Yups, saya berada dalam posisi itu,... Setelah 3 tahun berusaha bangkit, berusaha pulih dan masih proses pendampingan mental maupun spiritual hanya beberapa detik semua seakan memaksa menyeretku kembali pada masa gelap.. Saya tertawa kencang banget, kayak kok lucu siy.... Orang ini menghilang setelah membuat huru hara dan Tuhan dengan entengnya memberikan satu momen kami harus bersama hahahhahah... Kayak, begitu banyak kemungkinan yang ada, tapi kok kemungkinan ini yang tercipta... kenapa probabilitasnya besar banget hahahha.. Akhirnya pecah tangisku, setelah saya tidak tahu harus merespon bagaimana... masih jelas mengingat dengan detail ...

Stress? Belanja aja... hmm

  "Aku kalau stress biasanya belanja"...  "Aku Galau, ya buka aplikasi oranye atau aplikasi item, Checkout di keranjang" "Hidup itu antara kerja dan checkout" Bukan kalimat asing kan,.. Hmm.. saya pun pernah mengalami ini. Ingat banget, waktu itu galau malah keluar kost, ke toko buku dan ambil-ambil buku pas bayar kaget donk hampir setengah juta hanya untuk konsumtif belanja menghilangkan galau.. Ya siy, galau hilang saat ambil-ambil barang eh tapi galau datang lagi saat pembayaran. Itu pengalaman pribadi... sekarang kalau galau larinya siy ke stok bahan makanan di kulkas, masak-masak.  Lain lagi cerita salah seorang kawan "ca, aku putus lagi, dan kamu tahu aku ke toko kosmetik beli make up banyak banget, pokoknya aku harus tampil lebih cantik" Nah... fenomena konsumtif saat stres ini dinamakan  Doom Spending. Doom spending adalah kebiasaan menghabiskan uang secara impulsif sebagai respons terhadap kecemasan, stres, atau ketidakpastian akan mas...

Yakinlah Cinta pasti memiliki jalan ....

 Lagi Hype lagu "tanda" dari Yura Yunita... Sebelum memulai membaca artikel ini, bisa yuk dengerin lagu ini.. Pelan-pelan, kata demi kata.  Resapi, sadari hadirNYA...  Kutarik nafas panjang saat ini Hembuskan perlahan dan sadari Ku memang pantas 'tuk dicintai Tapi siapa yang kau temani? Jika memang ini benar untukku Maka dekatkanlah kepadaku Jika memang ini bukan untukku Bolehkahku, mohon dulu? Tunjukkan jalanku pada-Mu Untuk bisa merasakan Kasih-Mu, beriku tanda itu Jika memang ini benar untukku Maka dekatkanlah kepadaku Jika memang ini bukan untukku Bolehkahku, mohon dulu? Oh, tunjukkan jalanku pada-Mu Untuk bisa merasakan Kasih-Mu, beriku tanda itu Selalu ku tunggu-tunggu Di pergantian malam dan siang-Mu Selalu ku tunggu-tunggu Tanda-tanda itu (Tunjukkan jalanku pada-Mu) Untuk bisa merasakan Kasih-Mu, beriku Ternyata kurasakan Ku bisa merasakan Tanda itu Lirik lagu ini berisikan doa-doa yang terucap setiap kali kita meminta padaNYA. Bukan hanya tentang "cinta...

Dating apps? hmm...

Dating apps... Hmm... sebagai generasi Milenial kurang familiar dengan dating apps.. (wkwkkwk bakal ketauan usianya ya.. ). Jokes beberapa teman yang mungkin seumuran atau sekohort lah "saya ga tau loh apa siy dating apss itu, mereka berseloroh ya jelas toh jaman kita kan jaman facebook hahahha"..  Isenglah saya bertanya pada chat Gpt ... "dating apps itu apa siy?" Dating apps (aplikasi kencan) adalah platform digital yang dirancang untuk membantu orang bertemu, berkenalan, dan menjalin hubungan, baik itu pertemanan, kencan, atau bahkan hubungan jangka panjang. Aplikasi ini biasanya menggunakan algoritma pencocokan berdasarkan preferensi, lokasi, atau minat pengguna. Beberapa contoh dating apps yang populer adalah: Tinder – Geser kiri atau kanan untuk memilih pasangan potensial. Bumble – Wanita harus mengirim pesan lebih dulu setelah match. OkCupid – Menggunakan kuis dan algoritma untuk mencocokkan pengguna. Tantan – Mirip Tinder, tetapi lebih populer di beberap...

Ngeyel sama AI, wajar loh

 Pagi ini, 5 Maret 2025, 06.45 wib. Kok nulis tanggal dan waktu, sebagai pengingat aja artikel ini ditulis saat menunggu kuliah statistika. FYI, kuliah dimulai jam 08.00 wib tapi saya sudah duduk manis dipelataran fakultas dari 06.30 wib. Menulis artikel ini juga ditemenin suara sapu dan tepuk nyamuk karena yups sy di kelilingi nyamuk. Ok, back to the topic. Ngeyel sama AI? wajar loh.  Pertama, definisi AI... AI itu apa? apa nama mantan gebetan hahahaha tentu bukan kan.. Mengutip chat gpt,  Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem atau mesin yang dapat melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. AI mencakup berbagai teknologi, seperti pembelajaran mesin ( machine learning ), pemrosesan bahasa alami ( natural language processing ), visi komputer ( computer vision ), dan sistem berbasis aturan. Secara umum, AI dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: AI Lemah (Narrow A...

Suka = Bias

  Senyum yang diberikan padamu belum tentu tanda suka... masih begitu banyak indikator dari rasa suka itu. kalau hanya senyum, bukti itu belum kuat.  Bisa jadi dia senyum karena mau pamer giginya yang baru scaling? Gak ada yang tahu kan. Atau bisa jadi dia senyum karena baru gajian? Suka tidak sesimple itu..  Lalu, apa hubungannya suka dengan bias konfirmasi? Jadi gini penjelasan sederhananya yang sebenarnya tidak sederhana... 1. Percakapan yang terjadi melalui media sosial belum bisa dijadikan bukti. Bisa jadi percakapan itu terjadi karena ada kepentingan misalnya dia mau ngetes kamu fast respon atau tidak, kalau fast respon cocok jadi admin media sosial hihihi" 2. Lirikan mata saat berada dalam satu ruangan juga tidak bisa dijadikan bukti, karena bisa jadi dia melirik tidak hanya sama kamu, karena jarak pandang individu berbeda-beda.  3. Senyum malu-malu yang diberikan saat kamu melihat dia menatap itu juga tidak bisa jadi bukti dia suka, bisa jadi dia tersipu mal...