Langsung ke konten utama

peluk dan lepaskanlah

 

Entah ini second wave serangan Covid-19 di Indonesia ataupun serangan pertama. Saat ini semua menjadi tidak pasti, yang pasti hanyalah kematian. Ucapan innalilahi, turut berduka cita seakan otomatis membalas pesan singkat yang masuk di group whatsapp.

 

Sosial media facebook, Instagram,, twitter bahkan tiktok pun lebih sering menjadi media menyampaikan informasi kalau si A meninggal, Si B sakit, si C isoman dan berbagai kabar lara lainnya.

 

Linimasa hilir mudik dengan berita mengenai informasi covid-19,informasinya pun campur aduk antara yang benar dan yang salah. Banjirnya informasi ini menyebabkan kelelahan, Lelah batin.

 

Okey, wajar saat Lelah kita mengatakan “aku tidak sedang baik-baik saja, im not ok.. wajar kok saat itu kita nangis dan berhenti mengakses informasi tentang covid-19.

 

But, tidak berhenti di tahapan menyadari kalau diri tidak baik-baik saja. Setelah ini apa yang harus dilakukan? Apa berhenti mengakses informasi keadaan menjadi baik-baik saja?

Tentu tidak, Ketika kita menyadari posisi “im not ok”, kita sudah satu Langkah kedepan. Mustahil untuk mematikan gawai, mustahil untuk log out semua akun media sosial.

Langkah selanjutnya memilah informasi yang masuk, mematikan dering pemberitahuan di group yang melelahkan, dapat dikatakan Langkah yang cukup bijak untuk menjaga mental kita di saat Lelah seperti ini.

 

Selain itu, ciptakan frekuensi yang positif dengan cara apa? Menyapa melalui percakapan singkat via online.

Memeluk rasa Lelah, dan lepaskanlah dengan kata “saya sadar saya tidak sedang bail-baik saja, izinkan saya merasa Lelah dan setelahnya saya akan bangkit dengan senyum dan rasa ikhlas”

 

Rasa sakit tidak untuk dihindari karena mustahil, rasa sakit perlu disadari, diterima, dipeluk dan lepaskanlah..

 

Kita pasti bisa melepaskan dan melewati kelelahan ini.

                                            sumber gambar : https://www.dreamstime.com

 

Mojokerto,12 juni 2021

15:19 wib

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review The Alpha Girls Guide

 The Alpha Girls Guide Buku yang ditulis oleh om piring @hmanampiring . Diterbitkan oleh @gagasmedia (sudah 14 kali cetak)  Om piring menulis buku ini sebagai respon atas pertanyaan "cewek itu harus berpendidikan tinggi nggak sih? Ujung-ujungnya di dapur juga, kasih alasan kuat dong kenapa cewek harus berpendidikan tinggi? "  Pertanyaan pematik ini, pertanyaan yang komplek dan sering banget muncul, nah im piring menjawab pertanyaan ini dengan elegan berdasarkan pengamatan dan juga riset.  Buku ini terdiri dari 9 bagian yang di awali dengan bagian apa itu alpha female hingga your alpha female.  Saya tertarik beberapa kalimat dalam buku ini  1. Status alpha adalah status di dalam sebuah kelompok, artinya bergantung pada pengakuan anggota kelompok lain (tidak melabeli diri sendiri)  2. Miss independent belum tentu alpha female, tapi alpha female sudah pasti miss independent (ada bbrp prinsip penting dlm diri alpha female)  3. Alpha girls melihat pend...

Berteman dengan stress? wajar ga siy?

  Stress ? wajar ga siy? Buka tiktok eh fypnya tentang stress, butuh healing... dan generasi Z sering mendapat klaim mudah kena mental, mudah stress dan cap lainnya... nah artikel kali ini akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang sering muncul ketika membahas tentang stress. Pertanyaan pertama... Stress itu normal ga siy? .. tentu saja normal.. semua orang pasti memiliki stress dan bahkan mungkin saat membaca tulisan ini teman- teman sjawabannyaedang stress.. karena stress merupakan kondisi individu yang mengalami  ketidakseimbangan antara harapan dan juga kenyataan dan juga stress bisa berarti sebagai reaksi individu dari perubahan dan juga tekanan yang dialami.  Stres adalah bagian alami dan penting dari kehidupan, Stress tidak wajar saat terlalu berat, dan durasinya lama.  Pertanyaan kedua,.. Apa saja pemicu stress?  ... Trigger tiap orang terhadap stress berbeda-beda namun yang pasti saat individu mengalami tekanan, mengalami ketidaknyamanan karena per...

Rekayasa sosial bukan hipnotis (3)

   Manipulasi individu memiliki kemiripan dengan rekayasa sosial, bahkan mungkin dapat dikatakan perbedaannya setipis tisu dibagi dua.  Bedanya dimana? hanya pada kegiatan manipulasinya, dimana rekayasa sosial memiliki tujuan memanipulasi individu agar dapat membagikan informasi yang seharusnya tidak dibagikan, mengunduh perangkat lunak yang tidak dipercaya ataupun juga mengklik situs website yang tidak seharusnya di klik.  Umumnya rekayasa sosial untuk mendapatkan informasi penting terkait data pribadi ataupun nomer rekening dan memiliki fokus pada cuan.  Rekayasa sosial umumnya menggunakan taktik psikologis dengan menimbulkan rasa takut pada target. Misalnya saja pemberitahuan dari orang tidak dikenal mengenai kartu kredit anda sudah jatuh tempo, jika tidak dibayar segera akan ada sanksi. Selain itu juga, rekayasa sosial memanfaatkan sisi baik dari target yaitu dengan tindakan butuh bantuan dari target sehingga target akan mememnuhi kebutuhan pelaku. Misalnya ...