Credit By Google |
Setiap tanggal 10 November di tiap tahunnya Indonesia selalu memperingatinya sebagai hari pahlawan, mengingatkan pada pertempuran hebat setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa 10 November 1945 dimulai di Kota Surabaya, Jawa Timur, perang pemuda Indonesia melawan tentara Inggris dan Belanda. Pada tanggal 10 November 1945, Bung Tomo dengan lantang menyampaikan pidato dengan awalan ucapan Bismiillahirahmannirahim. Merdeka….
Sudah merdeka kah kita? Pahlawan.
Merdeka dan hoax ? ada hubungan apa?
Setiap tahun ritual peringatan
hari pahlawan akan kita rayakan, dengan berbagai ritual, upacara bendera,
ziarah ke makam pahlawan, bahkan kegiatan menggunakan kostum yang berbau
kemerdekaan. Ritual ini akan terus
terulang setiap tahunnya, namun apa hanya itu yang bisa dilakukan untuk
memperingati hari Pahlawan.
Credit By Google |
Saat ini “kita” Indonesia masih
terus berjuang, berjuang melawan lawan yang tidak terlihat, dahulu jaman
penjajahan musuh “Kita” tampak secara jelas, Negara lain yang menjajah
kemerdekaan Indonesia, mengambil sumber daya alam bahkan menjajah kehidupan
kita. musuh yang terlihat ini lebih mudah untuk terdeteksi. Sadarkah kita saat
ini musuh kita lebih besar, lebih berbahaya ? saat ini musuh kita telah
bertransformasi dari musuh yang berwujud nyata menajdi musuh yang tidak
terlihat, ya musuh kita saat ini adalah Hoax, berita bohong yang dapat membuat “kita”
bercerai berai, membuat kita berburuk sangka, membuat kita menjadi bias.
Credit By Google |
Hoax bukan hanya narasi kecil,
bukan hanya berita yang lewat begitu saja, hoax bukan seperti berita gossip yang
biasa diperbincangkan oleh ibu-ibu kompleks rumah, hoax lebih dari itu, hantu
ini mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk menghancurkan kerukunan negeri ini. Setiap
kali saya menceritakan hoax dan kawan, menceritakan contoh dan dampak hoax,
hampir selalu mendapatkan minimal senyum sinis, dan kata-kata untuk apa sih
ngurusin hoax, kalau tidak ada hoax hidup kita tidak berwarna. Sayapun masih
selalu berusaha menjelaskan dampak negative dari hoax, memberikan analogi yang
mengena langsung pada cerita kehidupannya.
Credit By Google |
Ya, hoax
bukan hanya berita yang dihembuskan begitu saja, namun hoax ini di produksi. Sebelum
lanjut membahas lebih jauh, yuks kita samakan persepsi dulu apakah semua berita
bohong bisa dikatakan sebagai hoax? Saat ini kita masuk pada tahun politik,
beberapa orang parpol beropini bahwa program kerja pemerintah yang belum
terlaksana merupakan hoax. Zzzz masih ingatkan talkshow “Opsi” di Metro Tv kalau
tidak ingat, atau belum nonton nah saya kasih link Youtube nya (https://www.youtube.com/watch?v=x0HoCokKCeQ
) . Episode Opsi Minggu ini membahas mengenai Gara-gara berebut suara. MAFINDO
di wakili oleh Presidium Mbak Ratih Ibrahim tampil pada acara ini dengan
memaparkan hasil riset yang dilakukan TIM Litbang MAFINDO “setiap tahun
penyebaran hoax mengalami peningkatan dalam jumlah dan jenisnya” Hoax yang
terkait dengan politik selama satu bulan pada September 53 hoax untuk personal Capres
no 1, 24 hoax untuk pemerintah dan 4 hoax untuk personal Capres nomer 2 periode
tanggal 1 September – 25 September.
Bayangin deh dalam setiap hari
kita terpapar berita bohong yang sengaja di buat oleh oknum dengan tujuan
beragam. kayak gimana kehidupan kita, hari-hari kita isinya mah nyinyirin orang, isinya hasutan yakin deh hidup kita tidak bahagia.
Acara talkshow ini, berjalan
seru, saya yang menonton dirumah ikutan gemes dengan pertanyaan salah satu
anggota partai politik yang menyamakan hoax dengan janji politik. Zzzzz ya ga
sama donk Bapak, dimana-mana janji politik ya janji politik ranahnya wanprestasi atau kegagalan program, bukan lalu dipukul rata sebagai hoax. tidak serta merta semua hal
bisa dikategorikan sebagai hoax. Nah,kata hoax semakin ngetren, semakin
berkibar semakin banyak yang menggunakan kata itu, akhirnya memberikan dampak pada definisi
berita hoax semakin kabur, semakin tidak tepat. Di kalangan remaja saja, kadang
ada celetukan pacarmu hoax ga menepati janji.
Kembali ke topic utama tulisan
ini Pahlawan, Merdeka dan Hoax. Loh, emang apa yang bisa kita lakukan saat ini
untuk berjuang memerdekakan Indonesia dari serangan musuh tak terlihat hoax? Sebagai
Individu kita bisa menggunakan sosial media untuk menyebarkan kebaikan,
menyebarkan berita yang menenangkan, mengendendalikan diri untuk menyebarkan
berita yang belum tentu kebenarannya. Satu lagi, kita bisa mempromosikan teman,
keluarga kita mendownload aplikasi Hoax Buster Tools untuk mengecek kebenaran
berita, atau memperkenalkan situs cek fakta.com dan mengakses situs www.turnbackhoax.id .
Credit By Google |
Kalau gerakan berjuang sendiri itu di anggap berat,
ya kadang sendiri itu berat eui (pengalaman orang Jomblo hihihi) kita bisa
bergabung dengan Komunitas yang konsen memerangi Hoax. Saat ini sudah banyak
komunitas anti hoax, salah satunya Komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia
(MAFINDO) . Mengutip dari artikel KOnstruksi BODY
OF KNOWLEDGE Tentang HOAX Di
Indonesia: Upaya Merumuskan Landasan Strategi ANTI-HOAX yang ditulis oleh Teh Santi “Awal Januari silam, tepatnya 8
Januari 2017, sebuah gebrakan dilakukan oleh komunitas yang menamakan diri
“Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)”. Komunitas ini mendeklarasikan
“Piagam Masyarakat Anti Hoax” di enam
kota secara serempak, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Wonosobo dan Solo.
Piagam Masyarakat Anti Hoax
merefleksikan keprihatinan akan masifnya penyebaran hoax di Indonesia, sekaligus menyerukan upaya-upaya konkret guna
mengatasinya. Saat ini MAFINDO sudah memiliki 19 Chapter yang telah deklarasi
hmm, Mojokerto belum termasuk, semoga dalam waktu dekat ini, deklarasi MAFINDO
di Mojokerto segera terlaksana. Amiin.
So, kita saat ini masih
terus berjuang, berjuang untuk memerangi lawan tidak terlihat. Kemarin pagi (10
November 2018) beredar Video pesan dari Bapak Patimura untuk milenial Indonesia
Videonya bisa di akses di link berikut ini . (https://www.youtube.com/watch?v=835WjPCefAQ&t=29s
) . Kutipan Dialog dari video Pesan
pattimura untuk Millenial
“Penjajah telah pergi, kini kita menghadapi musuh baru yang wataknya seperti penjajah, suka memecah belah, musuh itu bernama hoax. Hoax itu berita bohong yang saat ini sering di sebarkan untuk menjatuhkan lawan politik. Kami rakyat biasa jadi ikut-ikutan bertikai gara-gara itu. Andai Tuanku Patimura masih ada.Anak Muda, apakah kau masih ingat kata-kataku ? Pattimura tua boleh dihancurkan.Tapi kelak, Pattimura-Pattimura muda pasti akan bangkit, dan bisa jadi itu engkau …. “
Berjuang bukan dengan parang lagi tapi dengan gadget yang kita punya saat ini. Selamat hari pahlawan.
Saring sebelum sharring.
Credit By Google |
Menulis untuk Berbagi
Komentar
Posting Komentar