Langsung ke konten utama

Lima Klik dan Hoax


Lima Klik dan Hoax


Created by Google

Emangnya ada ya pengaruh kerukunan beragama dan hoax?
Apa toh hoax itu sampai penting mengetahui hubungan hoax dan kerukunan? Hmm.. sesuatu itu harus jelas kan ya, kalo ga jelas gantung kayak sebuah hubungan bahkan bisa menimbulkan cekcok.

Klik Pertama... Asal Usul Hoax
Hoax itu berita bohong, semua pasti mengetahui itu kan ya, dikit- dikit sekarang selalu berkata hoax. Tapi tau kah asal usul munculnya kata hoax? Ta ceritain ya, hoax itu berasal dari kata hocus yang merupakan frasa yang biasa diucapkan pesulap hocus pocus yang memiliki arti seperti sim salabim.
Alexander Boese dalam bukuny, Museum of Hoaxes, mencatat hoax pertama yang dipublikasikan adalah penanggalan palsu yang dibuat Isaac Bickerstaff alias Jonathan Swift pada 1709, saat itu dia meramalkan kematian akan Astronot John Partidige, agar menyakinkan Boese bahkan membuat obituari palsu tentang Partridge pada hari yang diramal sebagai hari kematiannya. Swift mengarang informasi tersebut untuk mempermalukan Partridge di mata publik. Partridge pun berhenti membuat almanak astrologi hingga enam tahun setelah hoax beredar. (https://www.liputan6.com/news/read/2820443/darimana-asal-usul-hoax )
Pada awal abad ke-21, seorang wartawan investigatif dan novelis kondang bernama Clifford Irving menulis sebuah buku otobiografi seorang tokoh milyader, Howard Hughes. Buku itu menghentak publik Amerika Serikat dan laris di pasaran. Irving mendadak menjadi penulis yang kaya. Sang tokoh dalam buku itu, Howard Hughes, kemudian memidanakan Irving dengan tuduhan pembohongan publik. Kekayaan Irving terkuras untuk biaya dan sanksi kasus hukumnya. Irving kemudian dipenjarakan selama 17 bulan. Howard Hughes mengaku tak pernah mengenal, bertemu maupun diwawancarai oleh Irving. Informasi-informasi tentang Howard Hughes dalam buku itu terbukti palsu. Kisah skandal Irving itu adalah cerita dalam sebuah film yang dibintangi aktor Richard Gere. Film itu berjudul The Hoax yang terilhami kisah dalam sebuah novel berjudul sama. Setelah pemutaran film itu istilah hoaks mendunia untuk menyebut kasus viral informasi palsu. (Binhad dalam tulisan Hoax Ken Arok, hoaks Richard Gere, 2018)

Klik Kedua....

Created by Google

Indonesia merupakan sebuah negara yang penuh dengan keanekaragaman, mulai dari ragam masakan, minuman, suku, bahasa hingga agama. Tidak ada yang bisa  meragukan itu. Masyarakat Indonesia hidup dengan keragaman karena adanya toleransi, adanya harmonisasi kehidupan. Dari jaman dahulu kala masyarakat kita sudah akrab dengan perbedaan, berbeda namun rukun. Yuk, flashback jaman dulu kita selalu bersuka cita tidak pernah membahas mengenai perbedaan. Masyarakat Indonesia mempunyai nilai-nilai yang sangat dijunjung  nilai saling menghormati, saling menghargai dan saling menyayangi.
Harmonisasi .... kehidupan beragama yang seharusnya ada. harmoni ada sebuah poin pentingdalam kehidupan ini seperti ada yang baik, ada yang buruk ada yang benar ada yang salah, harmoni itu merupakan suatu keadaan dimana poin yang kontradiksi itu dihadapkan pada satu waktu, satu tempat yang sama bahwa sebenarnya hal yang berbeda ini menunjukkan mana yang baik, bayangkan deh kalo hanya ada satu poin saja misalnya hanya poin benar saja pasti kita tidak akan tau apa yang salah. Dua hal itu ibaratnya punya porsi yang sama, sama-sama memiliki fungsi yang sama. Ketika kita menyukai suatu rasa,  ada yang suka manis, ada yang suka pahit dalam hal selera saja tiap orang bisa berbeda-beda hanya karena selara saja bisa memiliki cerita yang panjang. Hal ini wajar karena seseorang dapat memiliki minat, pandangan keyakinan itu berbeda.
Dalam konteks kerukunan sejak kita lahirpun kita itu sudah dihadapkan pada negara Indonesia yang memiliki keragaman. Lalu kapan disharmoni itu muncul, disharmoni itu muncul ketika kita dapat menarik atau melihat dari dasar bahwa yang memulai disharmoni itu saat keyakinan atau kepercayaan yang di anggap benar itu di pamerkan, ditonjolkan kepada orang lain yang mempunyai keyakinan berbeda. Karena dalam keyakinan atau ekslusiitas beragama sesungguhnya pion pentingnya adalah hubungan dia dan sang Pencipta, dan juga ada hubungan antara dirinya dengan manusia. Awalnya keyakinan itu untuk konsumsi diri sendiri, apa yang kita yakini, kita omongkan belum tentu satu pemahaman, karena dalam satu agamapun wajib ada diskusi mengenai mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi ketika itu dipaksakan ditonjolkan muncul bibit disharmoni, hal ini yang menyebabkan kesadaran mengenai harmoni kurang disadari dimana kehidupan kita itu berbeda loh. Perbedaan itu menjadi sebuah harmoni, banyak sekali contoh dimana di salah satu tempat ada masyarakat mayoritas memeluk agama A, dan kelompok masyarakat minoritas memeluk agama B, masyarakat mayoritas melindungi menghormati masyarakat minoritas ini adalah sebuah harmoni. harmoni yang terus menerus dilakukan akan memberikan dampak kerukunan, kedamaian bahkan keindahan (Wiryadigda, 2018 dalam Siaran Radio Kerukunan Beragama dan Hoax Suara Jombang).
Klik Ketiga...
Created by Google

Apa ada hubungan hoax dengan disharmonisasi?
Ya jelas ada ya, liat saja sekarang persebaran hoax di media sosial.. ups, muncul lagi ya pertanyaan baru kenapa hoax mudah disebarkan melalui media sosial? Eh ada lagi nih pertanyaannya media sosial apa siy yang paling sering menjadi media t4 hoax bertelur eh menetas hmm menyebar?
Di klik ketiga ini kita akan membicarakan mengenai alasan hoax mudah tersebar di media sosial, ya jelas sekali ya alasannya karena hampir semua individu menggunakan media sosial, berdasarkan survei APJII tahun 2017 penetrasi pengguna internet 54,68% atau sebesar 143,26 juta pengguna dari total populasi penduduk Indonesia. Karakteristik pengguna media sosial adalah berinteraksi dengan orang yang memiliki ketertarikan yang sama dengan dirinya, atau ada yang namanya istilah , gelembung medsos tersebut mencerminkan gelembung 'offline' sehari-hari. Algoritma media sosial membuat seseorang terisolasi secara intelektual, misalnya jejak digital pengguna acebook akan menghasilkan algoritma yang hanya menampilkan informasi terkait dengan pencarian sebelumnya atau sering dikunjungi. Jadi saat teman kita satu kali menshare hoax maka informasi yang berisikan hoax akan tampil di linimasa kita. Kasus lainnya misalnya nih kita kepo dengan salah satu akun yang menyebarkan hoax nah mau ga mau link informasi hoax akan muncul d beranda kita. Ya itulah namanya filter bubble atau gelembung saringan.

Created By Google

Media sosial yang paling sering menjadi tempat persebaran hoax adalah facebook, yuks mari kita lihat riset dari Tim Litbang MAFINDO. Tim litbang MAFINDO melakukan riset selama 3 bulan terakhir Juli,Agustus dan September 2018, menemukan bahwa Fb menjadi media sosial yang sangat dominan dalam menyebarkanluaskan hoaks (47.83%) twitter (12.7%) dan WA (11.74%).

Nah, sekarang kita fokus pada hoax dan disharmoni... linimasa kita loh sekarang ini sering seliweran postingan informasi yang berisikan kalimat hujatan, ujaran kebencian terhadap satu orang atau satu kelompok tertentu. Hmm, tentu saja postingan itu menjadi daya tarik untuk saling menghujat, untuk saling sindir menyindir, bahkan untuk saling hidden status. Coba deh bayangkan kira-kira apa ya penyebabnya? Ya salah satunya karena penyebaran hoax yang sangat mudah dilakukan oleh pengguna sosial media, klik share maka dalam hitungan detik akan nambah musuh. Oia, sebelum artikel ini jadi, saya sempat berbincang dengan beberapa orang yang intinya mereka melakukan tindakan yang sama yaitu hide status seseorang agar mereka tidak terpapar akan kebenciaan. “loh silahkan berpolitik, silahkan memilih seseorang atau mendukung seseorang tapi yo ojo menggunakan status sosial facebook sebagai media menyebar hujatan, paling aman yo ta Hide saja statusnya aman wes”
Kenapa pengguna media sosial mudah di serang hoax, mudah terpancing untuk membagikan hoax? Jawabannya ya karena sudah ada like dislike, adanya in group dan out group tadi. Seseorang yang berada dalam kelompok tertentu akan memiliki perasaan saya adalah kelompok itu, dan melihat individu lain yang berada diluar kelompoknya sebagai seorang yang asing. Perasaan berada dalam satu kelompok ini memiliki ikatan emosional.

Klik keempat...
Kasus intoleransi yang terjadi saat ini karena semakin mudahnya masyarakat pengguna sosial media terpancing dengan berita hoax, misalnya saja nih kasus berita mengenai salah satu penganut agama tertentu mengajak orang lain untuk masuk ke agamanya dengan iming-iming bantuan. Informasi seperti ini jelas sangat mengganggu kerukunan. Contoh yang lain pemberitaan mengenai seseorang menghujat agama yang lain karena alasan politik, itu juga mengganggu kerukunan. Berita yang masih gress, saat salah satu tokoh terkenal di Indonesia memberikan pernyataan bahwa salah satu anggota tim suksesnya mengalami pengeroyokan, selang sehari anggota tersebut memberikan konferensi pers kalau dia melakukan kebohongan publik, tidak di keroyok namun operasi plastik. Nah, linimasa kita ramekan dengan kasus-kasus seperti itu, wong di linimasa saya sendiri seliweran teman sosmed yang memberikan dukungan kepada pelaku hoax dan juga tentu saja ada yang tidak mendukung. Come on hanya karena satu berita hoax maka kerukunan kita pecah.

Klik kelima....
Hoax dan kroninya wajib di perangi.
Baca lengkap isi berita yang beredar, jangan hanya membaca judul, cermati isinya setelah itu diskusikan guys.
Liat deh narasumber dari berita itu, siapa penulisnya dan link berita tersebut, apa terpercaya?
Eh, belum selesai loh langkah kita, ketika sudah membaca yuks ah di pikirkan dulu informasi itu penting kah untuk dibagikan, dampak apa yang timbul saat kita bagikan? Kalau dampaknya buruk ya stop di kita saja, jangan di bagikan.
Perlu di ingat saat kita share informasi yang belum tentu kebenarannya berarti kita termasuk salah satu yang memperkeruh suasana kerukunan beragama saat ini.

Created By Google

Created By Google

Hati-hati dengan jarimu, hati-hati dengan prasangkamu
 Salam anti Hoax.
Ojo Hoax rek...

Menulis itu berbagi, 
Salam Literasi

Sumber Tulisan dari
1.Liputan enam
2. artikel yang ditulis Oleh Pak Binhad
3. Obrolan yang di sampaikan oleh Mas Puradian
4. selebihnya campuran materi saat menjadi Narasumber di siaran Radio Suara Jombang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review The Alpha Girls Guide

 The Alpha Girls Guide Buku yang ditulis oleh om piring @hmanampiring . Diterbitkan oleh @gagasmedia (sudah 14 kali cetak)  Om piring menulis buku ini sebagai respon atas pertanyaan "cewek itu harus berpendidikan tinggi nggak sih? Ujung-ujungnya di dapur juga, kasih alasan kuat dong kenapa cewek harus berpendidikan tinggi? "  Pertanyaan pematik ini, pertanyaan yang komplek dan sering banget muncul, nah im piring menjawab pertanyaan ini dengan elegan berdasarkan pengamatan dan juga riset.  Buku ini terdiri dari 9 bagian yang di awali dengan bagian apa itu alpha female hingga your alpha female.  Saya tertarik beberapa kalimat dalam buku ini  1. Status alpha adalah status di dalam sebuah kelompok, artinya bergantung pada pengakuan anggota kelompok lain (tidak melabeli diri sendiri)  2. Miss independent belum tentu alpha female, tapi alpha female sudah pasti miss independent (ada bbrp prinsip penting dlm diri alpha female)  3. Alpha girls melihat pend...

Berteman dengan stress? wajar ga siy?

  Stress ? wajar ga siy? Buka tiktok eh fypnya tentang stress, butuh healing... dan generasi Z sering mendapat klaim mudah kena mental, mudah stress dan cap lainnya... nah artikel kali ini akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang sering muncul ketika membahas tentang stress. Pertanyaan pertama... Stress itu normal ga siy? .. tentu saja normal.. semua orang pasti memiliki stress dan bahkan mungkin saat membaca tulisan ini teman- teman sjawabannyaedang stress.. karena stress merupakan kondisi individu yang mengalami  ketidakseimbangan antara harapan dan juga kenyataan dan juga stress bisa berarti sebagai reaksi individu dari perubahan dan juga tekanan yang dialami.  Stres adalah bagian alami dan penting dari kehidupan, Stress tidak wajar saat terlalu berat, dan durasinya lama.  Pertanyaan kedua,.. Apa saja pemicu stress?  ... Trigger tiap orang terhadap stress berbeda-beda namun yang pasti saat individu mengalami tekanan, mengalami ketidaknyamanan karena per...

Rekayasa sosial bukan hipnotis (3)

   Manipulasi individu memiliki kemiripan dengan rekayasa sosial, bahkan mungkin dapat dikatakan perbedaannya setipis tisu dibagi dua.  Bedanya dimana? hanya pada kegiatan manipulasinya, dimana rekayasa sosial memiliki tujuan memanipulasi individu agar dapat membagikan informasi yang seharusnya tidak dibagikan, mengunduh perangkat lunak yang tidak dipercaya ataupun juga mengklik situs website yang tidak seharusnya di klik.  Umumnya rekayasa sosial untuk mendapatkan informasi penting terkait data pribadi ataupun nomer rekening dan memiliki fokus pada cuan.  Rekayasa sosial umumnya menggunakan taktik psikologis dengan menimbulkan rasa takut pada target. Misalnya saja pemberitahuan dari orang tidak dikenal mengenai kartu kredit anda sudah jatuh tempo, jika tidak dibayar segera akan ada sanksi. Selain itu juga, rekayasa sosial memanfaatkan sisi baik dari target yaitu dengan tindakan butuh bantuan dari target sehingga target akan mememnuhi kebutuhan pelaku. Misalnya ...