Menulis, apa toh menulis itu,
hal apa yang menyebabkan seseorang mudah menulis?
Bagaimana cara menulis yang mudah?
Artikel ini mencoba menjawabnya dari versi kami tentunya,
Menurut kami menulis itu kegiatan menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan, entah tulisan curhat atau tulisan analisa ilmiah. media menulis menggunakan polpen dan kertas atau menggunakan laptop maupun handphone.
artikel kali ini mengarah pada sharing pengalaman
Saya suka membaca tapi tidak pede menulis, saya bingung harus menulis apa dan darimana. Perjalanan kuliah di Jogja mengantarkan saya memasuki dunia tulis menulis, setiap hari selalu ada tugas menulis, saya mulai mengumpulkan buku-buku materi kuliah, ebook bahkan jurnal. Puncaknya saat menyusun tugas akhir dimana banyak drama saat itu. Suatu hari tepatnya hari senin, mata kuliah metode penelitian kualitatif oleh Prof. Koentjoro beliau menceritakan cerita ttg buaya di sungai, semua mahasiswa mendengarkan lalu beliau mengajukan pertanyaan (pertanyaan detailnya saya lupa) akhirnya beliau menjelaskan bahwa langkah pertama saat kalian melakukan sebuah penelitian tentukan dassein dan dassollennya. Kata-kata beliau ttg dassein dan dassolen hingga saat ini terus terekam dalam ingatan saya (matur nuwun Prof, salam sungkem dari kami)
Saat ini pun setiap saya memulai menulis, saya selalu berusaha menemukan dassein dan dassolen dulu. Singkatnya das sein dan das solen itu, "harusnya bagaimana malah kenyataannya seperti ini". Setelah mengetahui das sein dan das solen, biasanya akan tampak irisan atau tidak ada irisan sama sekali antara teorinya seperti apa, dan kenyataannya bagaimana, nah irisan itu bisa di tentukan sebagai gap atau masalahnya.
Bagaiamana caranya kita dapat mengetahui das sein dan das solen? Caranya Cuma satu banyak membaca, berdiskusipun juga bisa membantu kita, tentunya dengan syarat berdiskusi dengan orang yang kompeten dan nyaman, karena nyaman saja tidak cukup untuk menghasilkan tulisan (hihihihi)
Saya membaca buku dasar-dasar penulisan yang ditulis oleh pak Nurudin, beliau mengatakan semakin sering seseorang membaca akan lebih mempunyai banyak gagasan dalam pikirannya daripada yang jarang membaca. Statmen itu sesuai dengan teori terpaan media, semakin sering terpapar semakin memberi efek.
Berbagi pengalaman tentang kegiatan tulis menulis yang saya lakukan, saya berprofesi sebagai seorang dosen di salah satu kampus swasta, nah beberapa mahasiswa saya memberikan julukan dosen rumit karena tugasnya selalu menulis paper atau membuat penelitian. Setiap saya masuk ke kelas saya merasa mereka tidak suka, tapi mau tidak mau ya mereka harus bisa menulis. Teriakan huuuu tugas lagi, bahkan beberapa mahasiswa yang menyelesaikan tugas menulis paper hanya satu lembar, (paper hanya satu lembar? Bisa dibayangkan kan, tapi saya tetap menghargai usaha mahasiswa tersebut)
Gemas juga ya sebagai dosen, kok mahasiswa tidak suka menulis, kepo ya dosen ini. Daripada bertanya-tanya daam hati ya saya bertanya saja kenapa kalian susah menulis? Apa yang susah saat kalian mengerjakan tugas menulis? Jawabannya pun serentak bingung bagaimana memulainya, bingung menentukan temanya.
Kamu bingung menentukan tema, atau bingung memulainya sebuah tulisan, yuks simak cara menulis asyik ala kami.
Langkah pertama, tentukan tema yang mau di tulis, kalau bingung ya baca buku dulu, baca jurnal. (sudah tentu kalo baca jurnal pasti mahasiswa berkeluh kesah jurnal lagi jurnal lagi) but, membaca jurnal salah satu cara mudah menentukan latar belakang atau pendahuluan dalam menulis.
Langkah kedua, observasi melihat fenomena yang lagi hits di lingkungan (ambil notes, catat deh hasil observasi kamu)
Langkah ketiga, buat dassein dan dassolennya, bisa berupa draft atau buat bagan
Langkah keempat, liat benang merah atau yang tidak terhubung dari dassein dan dassolen.
Langkah kelima, nah buat outline nya atau rencana tulisan mau di bawa kemana arah tulisannya, (bacanya jangan sambil nyanyi yak).
Kalau artikel ilmiah populer, maka langkah keenamnya adalah mencari teori yang pas untuk membahas permasalahan itu.
Selanjutnya menulis akan lebih mudah.
Nah, ini contoh outline tulisan .
Fenomena : berdasarkan observasi penulis.
Sekarang jamannya peradaban uber, dimana semua kalangan menggunakan jejaring sosial whatsapp untuk berkomunikasi, saat mengucapkan selamat hari raya pun seperti itu, seseorang hanya dengan menggunakan gadget buka aplikasi ketik selamat hari raya, atau copy paste lalu kirim, sangat jarang di jumpai orang bersilahturahmi berkomunikasi secara langsung (kecuali orang terdekat)
Das sein : interaksinya melalui jejaring sosial
Das solen : idealnya interaksinya di lakukan secara langsung
Masalahnya : mengapa terjadi pergeseran komunikasi?
Teori yang bisa di gunakan yaitu teori diterminasi teknologi
Setelah menentukan itu, langkah selanjutnya baca materi mengenai teori tersebut lalu kembangkan sesuai analisa pemikiran dari penulis.
Menulis itu kebiasaan,
menulis itu bisa meringankan pikiran,
menulis itu membuat kita sehat
Dan yang pasti menulis itu akan membuat kamu di kenal oleh orang. (buktinya saya dikenal sebagai dosen rumit wkkkwkkwk)
Menulis itu sarana untuk berbagi pengetahuan dan ilmu yang kami miliki
Jangan berhenti ketika tulisanmu jelek, karena saat kamu berhenti kamu tidak akan menjadi lebih baik.
Semangat menulis, semangat berbagi.
hal apa yang menyebabkan seseorang mudah menulis?
Bagaimana cara menulis yang mudah?
Artikel ini mencoba menjawabnya dari versi kami tentunya,
Menurut kami menulis itu kegiatan menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan, entah tulisan curhat atau tulisan analisa ilmiah. media menulis menggunakan polpen dan kertas atau menggunakan laptop maupun handphone.
artikel kali ini mengarah pada sharing pengalaman
Saya suka membaca tapi tidak pede menulis, saya bingung harus menulis apa dan darimana. Perjalanan kuliah di Jogja mengantarkan saya memasuki dunia tulis menulis, setiap hari selalu ada tugas menulis, saya mulai mengumpulkan buku-buku materi kuliah, ebook bahkan jurnal. Puncaknya saat menyusun tugas akhir dimana banyak drama saat itu. Suatu hari tepatnya hari senin, mata kuliah metode penelitian kualitatif oleh Prof. Koentjoro beliau menceritakan cerita ttg buaya di sungai, semua mahasiswa mendengarkan lalu beliau mengajukan pertanyaan (pertanyaan detailnya saya lupa) akhirnya beliau menjelaskan bahwa langkah pertama saat kalian melakukan sebuah penelitian tentukan dassein dan dassollennya. Kata-kata beliau ttg dassein dan dassolen hingga saat ini terus terekam dalam ingatan saya (matur nuwun Prof, salam sungkem dari kami)
Saat ini pun setiap saya memulai menulis, saya selalu berusaha menemukan dassein dan dassolen dulu. Singkatnya das sein dan das solen itu, "harusnya bagaimana malah kenyataannya seperti ini". Setelah mengetahui das sein dan das solen, biasanya akan tampak irisan atau tidak ada irisan sama sekali antara teorinya seperti apa, dan kenyataannya bagaimana, nah irisan itu bisa di tentukan sebagai gap atau masalahnya.
Bagaiamana caranya kita dapat mengetahui das sein dan das solen? Caranya Cuma satu banyak membaca, berdiskusipun juga bisa membantu kita, tentunya dengan syarat berdiskusi dengan orang yang kompeten dan nyaman, karena nyaman saja tidak cukup untuk menghasilkan tulisan (hihihihi)
Saya membaca buku dasar-dasar penulisan yang ditulis oleh pak Nurudin, beliau mengatakan semakin sering seseorang membaca akan lebih mempunyai banyak gagasan dalam pikirannya daripada yang jarang membaca. Statmen itu sesuai dengan teori terpaan media, semakin sering terpapar semakin memberi efek.
Berbagi pengalaman tentang kegiatan tulis menulis yang saya lakukan, saya berprofesi sebagai seorang dosen di salah satu kampus swasta, nah beberapa mahasiswa saya memberikan julukan dosen rumit karena tugasnya selalu menulis paper atau membuat penelitian. Setiap saya masuk ke kelas saya merasa mereka tidak suka, tapi mau tidak mau ya mereka harus bisa menulis. Teriakan huuuu tugas lagi, bahkan beberapa mahasiswa yang menyelesaikan tugas menulis paper hanya satu lembar, (paper hanya satu lembar? Bisa dibayangkan kan, tapi saya tetap menghargai usaha mahasiswa tersebut)
Gemas juga ya sebagai dosen, kok mahasiswa tidak suka menulis, kepo ya dosen ini. Daripada bertanya-tanya daam hati ya saya bertanya saja kenapa kalian susah menulis? Apa yang susah saat kalian mengerjakan tugas menulis? Jawabannya pun serentak bingung bagaimana memulainya, bingung menentukan temanya.
Kamu bingung menentukan tema, atau bingung memulainya sebuah tulisan, yuks simak cara menulis asyik ala kami.
Langkah pertama, tentukan tema yang mau di tulis, kalau bingung ya baca buku dulu, baca jurnal. (sudah tentu kalo baca jurnal pasti mahasiswa berkeluh kesah jurnal lagi jurnal lagi) but, membaca jurnal salah satu cara mudah menentukan latar belakang atau pendahuluan dalam menulis.
Langkah kedua, observasi melihat fenomena yang lagi hits di lingkungan (ambil notes, catat deh hasil observasi kamu)
Langkah ketiga, buat dassein dan dassolennya, bisa berupa draft atau buat bagan
Langkah keempat, liat benang merah atau yang tidak terhubung dari dassein dan dassolen.
Langkah kelima, nah buat outline nya atau rencana tulisan mau di bawa kemana arah tulisannya, (bacanya jangan sambil nyanyi yak).
Kalau artikel ilmiah populer, maka langkah keenamnya adalah mencari teori yang pas untuk membahas permasalahan itu.
Selanjutnya menulis akan lebih mudah.
Nah, ini contoh outline tulisan .
Fenomena : berdasarkan observasi penulis.
Sekarang jamannya peradaban uber, dimana semua kalangan menggunakan jejaring sosial whatsapp untuk berkomunikasi, saat mengucapkan selamat hari raya pun seperti itu, seseorang hanya dengan menggunakan gadget buka aplikasi ketik selamat hari raya, atau copy paste lalu kirim, sangat jarang di jumpai orang bersilahturahmi berkomunikasi secara langsung (kecuali orang terdekat)
Das sein : interaksinya melalui jejaring sosial
Das solen : idealnya interaksinya di lakukan secara langsung
Masalahnya : mengapa terjadi pergeseran komunikasi?
Teori yang bisa di gunakan yaitu teori diterminasi teknologi
Setelah menentukan itu, langkah selanjutnya baca materi mengenai teori tersebut lalu kembangkan sesuai analisa pemikiran dari penulis.
Menulis itu kebiasaan,
menulis itu bisa meringankan pikiran,
menulis itu membuat kita sehat
Dan yang pasti menulis itu akan membuat kamu di kenal oleh orang. (buktinya saya dikenal sebagai dosen rumit wkkkwkkwk)
Menulis itu sarana untuk berbagi pengetahuan dan ilmu yang kami miliki
Jangan berhenti ketika tulisanmu jelek, karena saat kamu berhenti kamu tidak akan menjadi lebih baik.
Semangat menulis, semangat berbagi.
Komentar
Posting Komentar